Berita

Tolak Kudeta Militer Myanmar, Gelombang Pengunjuk Rasa Kembali Turun ke Jalan

Senin, 01 Maret 2021 - 14:30
Tolak Kudeta Militer Myanmar, Gelombang Pengunjuk Rasa Kembali Turun ke Jalan Para pengunjuk rasa berlindung saat mereka bentrok dengan petugas polisi anti huru hara selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar, 28 Februari 2021. (FOTO: Reuters)

TIMES PALOPO, JAKARTA – Pengunjuk rasa Myanmar yang menentang kudeta militer, Senin siang (1/3/2021) kembali turun ke jalan, meskipun sehari sebelumnya 18 orang rekan mereka ditembak mati oleh polisi dan aparat keamanan.

Dilansir Reuters, mereka meletakkan mawar merah dan putih, melingkari bunga kuning, putih dan merah muda di depan sebuah sekolah di mana seorang pengunjuk rasa meninggal dunia Peringatan kecil juga diadakan untuk para korban, dengan lilin menyala di depan rumah-rumah, Minggu malam.

Beberapa pengunjuk rasa meminta penghancuran kamera pengintai yang digunakan oleh pihak berwenang, dan membagikan resep semprotan merica di media sosial.

Yang lain membuat tameng dari plat untuk mereka yang berada di garis depan, yang melawan polisi dan tentara dengan perlengkapan perang lengkap. Beberapa pasukan keamanan adalah anggota unit yang terkenal melakukan tindakan keras terhadap kelompok pemberontak etnis.

Di satu jalan di Yangon, para pengunjuk rasa menempelkan ratusan gambar pemimpin junta, Min Aung Hlaing ke tanah, bertuliskan "malu padamu, diktator, kami tidak akan pernah memaafkanmu".

Sementara itu menurut pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Tom Andrews, kutukan saja tidak cukup untuk tindakan militer dan polisi Myanmar itu.

Dia mengusulkan embargo senjata global, lebih banyak sanksi oleh lebih banyak negara terhadap mereka yang berada di balik kudeta, sanksi terhadap bisnis militer dan rujukan Dewan Keamanan PBB ke Pengadilan Kriminal Internasional.

"Kata-kata kutukan diterima,  tetapi tidak cukup. Kita harus bertindak," kata Andrews dalam sebuah pernyataan.

"Mimpi buruk di Myanmar yang terbentang di depan mata kita akan bertambah parah. Dunia harus bertindak," tambahnya.

Bentrokan terjadi di beberapa wilayah negara pada hari Minggu dan polisi melepaskan tembakan ke kerumunan di kota terbesar Yangon, setelah gas air mata dan tembakan peringatan gagal untuk membersihkan pengunjuk rasa yang menuntut pemulihan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Senin siang tadi polisi dengan meriam air dan kendaraan militer dimobilisasi di titik-titik protes di Yangon. Sementara pengunjukrasa berbaris di Kale, di barat laut Myanmar, memegang foto Suu Kyi dan meneriakkan "demokrasi, tujuan kami, tujuan kami".

Video langsung di Facebook menunjukkan kerumunan kecil dengan topi keras berkumpul di seberang jalan di Lashio, Negara Bagian Shan, meneriakkan slogan-slogan saat polisi berbaris ke arah mereka.

"Sudah satu bulan sejak kudeta. Mereka menindak kami dengan penembakan kemarin. Kami akan keluar hari ini lagi,"  tulis pemimpin protes terkemuka Ei Thinzar Maung dalam postingannya di Facebook.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan sebagian besar kepemimpinan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) miliknya pada 1 Februari dengan menuduh adanya kecurangan  dalam pemilihan November yang dimenangkan partainya secara telak. Ini menyebabkan gelombang pengunjuk rasa menentang kudeta militer. (*) 

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Palopo just now

Welcome to TIMES Palopo

TIMES Palopo is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.